Panjang JImat Tradisi Pekalongan
Bicara masalah
Pekalongan, tak pernah ada habisnya. Kota yang berjuluk kota Batik ini semakin
berkembang seiring berjalannya waktu. Selain dengan kerajinan batiknya,
letak pekalongan sebagai jalur Pantai
Utara (Pantura) menjadikan kota ini semakin dikenal orang. Tak hanya itu,
perkembangan kota Pekalongan juga tak luput dari peran serta para ulama atau
para kyai.
Foto : Rombongan
barisan pembawa Merah-Putih
Seiring berkembangnya
waktu, Pekalongan menjadi kota yang kental akan budaya. Seperti halnya yang
terjadi sabtu (24/1/2015) lalu. Ribuan orang dari berbagai komunitas
ikut memeriahkan Pawai Panjang Jimat di Pekalongan. Acara ini merupakan salah
satu rangkaian dari kegiatan peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Kanzus
Sholawat.
Menurut Fathur (Panitia pelaksanaan/BANSER
Kota Pekalongan), “acara pawai panjang jimat ini sudah di selenggarakan hampir
tiap tahun. Sebab sesuai dengan yang di inginkan oleh Aba Luthfy (Habib Luthfy
bin Yahya). Kami hanya membantu kepanitiaan agar acara berjalan lancar,”
tuturnya.
Selain itu acaranya
yang memiliki tema “Dengan Maulid, Sejarah Untuk Mengawal Bangsa Dalam Mengisi
Kemerdekaan Serta Membangun Untuk Memperkokoh NKRI” memiliki tujuan untuk
mengajak generasi muda untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan. Oleh
sebab itu dalam kegiatan ini bukan hanya diikuti oleh satu golongan agama saja,
tapi juga ada dari non muslim, imbuhnya.
Disisilain dalam apel
bersama anggota Ansor dan Banser, Sodik (Ketua Ansor Kota Pekalongan)
menyampaikan, kegiatan ini bisa menjadi motivasi tersendiri bagi Ansor dan
Banser Kota Pekalongan. Karena dengan adanya kegiatan akbar dan Ansor menjadi
penanggung jawab adalah sebuah tanggung jawab besar bagi Ansor dan Banser yang
diberikan oleh Habib luthfy.
“ini sebagai bukti
eksistensi kita di Kota Pekalongan dan menjadi motivasi tersendiri untuk
melaksanakan program selanjutnya,” tandasnya.
Dalam kirab tersebut, tampak dalam
barisan paling depan, rombongan pembawa bendera Merah Putih. Rombongan tersebut
terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama Polri. Sedangkan di
belakang rombongan pembawa bendera, ikut mengiringi aneka atraksi ditampilkan
oleh peserta pawai. Berbagai grup marching band dari beberapa sekolah di Kota
dan Kabupaten Pekalongan dan Batang, barisan anggota Banser, IPNU-IPPNU,
barongsai dan beberapa dari ormas kepemudaan lain yang ikut meramaikan pawai
ini.
Foto:seni anggklung
Rais ‘Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah
Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah Habib Luthfy bin Yahya mengatakan,
pawai panjang jimat ditampilkan setiap menjelang kegiatan peringatan maulid yang
diadakan Kanzus Sholawat.
"Momentum peringatan maulid di
samping untuk meningkatkan rasa cinta kepada Rasulullah, juga meningkatkan rasa
kebersamaan dalam kedamaian sesama ummat manusia di muka bumi ini. Simbol simbol budaya yang ditampilkan dalam pawai
ini adalah sebagai perekat kerukunan ummat, sehingga kita tidak mudah dicerai
beraikan oleh kepentingan kelompok yang menginginkan Indonesia pecah, kata
Habib Luthfy" ujarnya.
Seni Kreasi Batik
Pawai yang dimulai sejak pukul 1
siang tersebut, diawali dari Stadion Kraton menyusuri Jalan Kemakmuran, Jalan
Imam Bonjol, Jalan Pemuda, Jalan Hayamwuruk, Jalan dr. Cipto dan berakhir di
Jalan dr. Wahidin Pekalongan.
Tidak
hanya pawai panjang jimat saja, pada pelaksanaan Maulid Nabi di kanzus Sholawat
memiliki beberapa rangkaian acara sejak hari jumat, (23/1) ada nikah masal,
pembacaan Rhotibul Qubro, Pawai Merah-Putih dengan rute Warungasem Batang-
Alun-alun Pekalongan, pawai Panjang Jimat, Khotmil Quran, dan Ahad 26 Januari
sebagai puncak acara Maulid Akbar, serta akan ada pertemuan Mursyid se
Indonesia.
Komentar
Posting Komentar