Oktober Sejarah Besar Kota Pekalongan (Melawan Lupa Pertempuran 3 Oktober)
(Oleh Muhammad Sufi Akbar )
Sejarah takkan
pernah terulang dan sejarah akan selalu menjadi kenangan. Kita hidup dizaman
yang serba mudah dengan kecanggihan tegnologi dengan kenyamanan yang belum
tentu didapankan oleh orang-orang sebelum kita. Kita hidup dibalik sebuah
sejarah yang cukup kelam dan belum tentu semua orang paham dengan sejuta
kesengsaraan dimasa silam.
Berabad-abad
lalu leluhur kita berada dalam dalam penindasan Bangsa asing. Dahulu untuk
makan saja mereka harus meronta dan bercucur darah. Semua karna adanya perang
melawan penjajah. Kini kita berada dalam era yang lebih kejam, dimana suasana
mencekam lahir dari kata-kata media social. Persatuan dan kesatuan yang pernah
terlahir dari anak-anak Bangsa, kini mulai dikikis oleh orang tak bertanggung
jawab.
Pekalongan
salah satu Kota dengan sejuta perjuangan, kota dengan sejuta kenangan, kota
dengan sejuta karya sejarah. Salah satu bukti yang patut kita kenang adalah
pertempuran 3 Oktober 1945. Pertempuran yang melibatkan para Ulama, Kyai dan
para pemuda yang gagah berani untuk kemerdekaan Pekalongan. Monumen Juang adalah
sebuah bukti sebuah perjuangan. Pendirian monumen juang pastinya bertujuan
untuk mengenang peristiwa yang telah terjadi di kota ini.
Sebagai generasi
mudah, mari kita peringati hari bersejarah Kota Pekalongan 2018 ini sudah
sepatutnya kita saling menjaga toleransi dan menjaga solidaritas untuk
persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dan Kota Pekalongan pada khususnya. Tangkal
Radikalisme dan bijak menggunakan media social agar tidak mudah terpengaruh
berita Hoax.
Komentar
Posting Komentar