PEKALONGAN UNTUK BANJAR NEGARA




12 Desember 2014 lalu menjadi duka besar bagi warga Banjar Negara Jawa Tengah. Setidaknya dari bencana ini ratusan orang yang menjadi korban keganasan alam. Sanak saudara dan harta benda raib tertimbun longsoran tanah. Dari bencana ini banyak mengundang perhatian masyarakat luar Banjar Negara. Banyak relawan untuk ikut andil dan membantu meringankan beban dari para korban, salah satunya para pejuang dari Pekalongan yang diwakili oleh beberapa ormas dan komunitas.

Fenomena ini tidak begitu asing muncul di wilayah Pekalongan. Penggalangan dana serentak di beberapa titik yang berlangsung lebih dari sepekan di mulai tanggal 13 Desember 2014. Salah satunya ormas IPNU-IPPNU Kota Pekalongan. Kegiatan yang di kawal langsung oleh bang Abdullah ini menjadwalkan agenda penggalangan dan pendirian posko untuk Banjar Negara.
 
“Pelaksanakan penggalangan dana di laksanakan pada beberapa titik pusat di Kota Pekalongan. Diantaranya di pusat perbelanjaan, tempat wisata dan jalan raya yang ada di wilayah Kota Pekalongan,” Tandas Abdullah.

Penggalangan dalam misi kemanusiaan dan solidaritas ini di lakukan dengan penuh ikhlas. Padahal di tanggal 17 Desember mereka akan melaksanakan agenda besar, yaitu Latfas 2. Tetapi tidak mnyurutkan niat mereka untuk membantu para korban.

“Sesuai dengan moto yang di usung oleh IPNU-IPPNU yaitu “Balajar, Berjuang dan Bertaqwa” menjadikan kami harus belajar sabar dan tabah dalam menjalani hidup dan belajar berbagi. Selain itu kita juga harus selalu berjuang demi kita pribadi, organisasi serta untuk kemaslahatan umat, seperti penggalangan bantuan ini sebagai wujud perjuangan kita membantu sesame. Serta tak lupa selalu memanjatkan doa sebagai wujud syukur dan ketaqwaan kita kepada pencipta,” Imbuhnya.

Bukan hanya IPNU-IPPNU yang melaksanankan penggalangan dan untuk Banjar Negara. Teater Sogan Universitas Perkalongan, komunitas Motor CB dan Mapala se Pekalongan serta Perhimpunan Pers Mahasiswa (PPMI) Kota Pekalongan. PPMI yang di gawangi oleh Ahmad Ismail (Sekjen PPMI Kota Pekalongan).

“Kami selaku insan Pers Pekalongan kami merasa terpanggil untuk turut membantu para korban bencana. Selain itu kami selaku Mahasiswa juga harus melaksanakan pengapdian kepada masyarakat sebagai implementasi 3 Darma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu kami dibantu beberapa Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) se Pekalongan. Di sektor barat kami bergerak bersama LPM Mikroskop Akademi Analisis Kesehatan (AAK Wiradesa), sektor selatan ada LPM Panji Sedayu (STAIKAP Wonopringgo). Sedangkan di wilayah kota kita dari tiga LPM, yaitu LPM SUAKA (UNIKAL), LPM Canting (POLBAT PUSMANU) dan LMP AL-Mizan (STAIN Pekalongan).” Tuturnya.

Untuk penyaluran bantuan sendiri di bawah langsung kelokasi bencana dalam bentuk uang dan barang. Untuk barang yang di bawa berupa perlengkapan madi serta beberapa peralatan sekolah. Hal itu di lakukan, sebab pasca longsor banyak korban yang kehilangan peralatan pribadi dan perlatan mandi dan peralatan sekolah yang hilang dan rusak.

“Kami hanya membawa peralatan mandi dan kebutuhan kelengkapan ATK bagi siswa sekolah. Sebab menurut info yang kami dapat dari relawan yang ada di lokasi, untuk kebutuhan logistic sudah lebih dari cukup. Sehingga kami pilih barang-barang ini. Sedangkan sisanya kita dalam bentuk uang yang akan di serahkan kepada petugas pengelolah disana,” imbuh Ismail. 

Selain itu menurut Ibnu Atho’ilah (salah satu aktivis Pemuda) “munculnya fenomena para relawan ini di harapkan bukan hanya di jadikan sebagai ajang cari nama “siapa yang paling dermawan”. Namun bisa memupuk rasa kepedulian masyarakat terhadap orang lain. Sehingga kita memiliki peranan benar-benar sebagai penolong atas dasar kersane Gusti Allah, bukan atas dasar yang lainnya,” Ujarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Brayan Urip

Gemerlap Batu Akik Sampai Di Pekalongan