TABUNGAN ZIARAH KOPENA TAHAP KE 25




Program Ziarah yang sudah lama berjalan ini memiliki manfaat yang luar biasa, baik bagi para nasabah juga bagi KOPENA. Selain sebagai tabungan masa depan, juga sebagai wahana wisata religi bagi para nasabah yang mengikutinya. Paling utama, kegiatan ziarahnya geratis tanpa biaya bagi para nasabah program ini. dan yang terpenting, uang nasabah masih tetap utuh tanpa ada potongan.

Menurut Ihson (Panitia), “ini ada pelaksanaan program tabungan Ziarah KOPENA yang ke 25. Pada kesempatan kali ini kurang lebih sekitar 300 peserta yang akan kami ajak untuk berziarah ke Sapuro, Bangkalan, Surabaya, Jombang dan berakhir di Blitar”, tuturnya.
Hampir tiap tahun tabungan Ziarah ini memberangkatkan para nasabah untuk berwisata religi, khususnya ke makam para Waliyullah yang ada di tanah Jawa. Selain sebagai
sarana menabung bagi para nasabah, tabungan ini mengajak para nasabah untuk lebih mengenal para pendahulu dan lebih mendekatkan diri pada Allah SWT.
Jamal (29), warga Tirto Kabupaten Pekalongan, “bagi saya ini sangat menguntungkan bagi para nasabah. Karena selain kita menabung, kita juga dapat bonus berziarah secara geratis. Kedepan insyaallah saya ikut lagi”, tuturnya dalam perjalanan kegiatan ini.
Tak jauh beda dengan Sukma (23), ia ikut bersama ibunya juga merasa senang. Sembari ziarah mengharap berkah, ia dan keluarga juga bisa berwisata.
“saya senang, selain menemani ibu dan adik berziarah ke makam para ulama dan pendiri bangsa, saya juga bisa berlibur. Itung-itung refreshing.”, tandasnya.
Pada kesempatan ini, dalam program tabungan Ziarah KOPENA ke 25 KOPENA mengajak para nasabah berkunjung kemakam para aulia dan para pendiri bangsa. Jumat (17/4/2015) lalu rombongan di berangkatkan dari kantor pusat KOPENA. Tak kurang dari 6 bus menuju ke makam Sapuro Kota Pekalongan, Bangkalan Madura, Surabaya, Jombang dan Blitar.
Tiap bus yang telah di dampingi oleh panitia dan pembimbing ziarah ini akan melaksanakan Ziarah sebagai salah satu cara untuk mengenal para Aulia dan pendiri Bangsa. Mulai dari makam Sapuro yaitu makam dari Habib Ahmad bin Abdullah Al-Attas yang merupakan sesepuh ulama Pekalongan. Beliau memiliki andil yang sangat besar bagi perkembangan islam yang ada di Pekalongan.
Bukan hanya jamaah dari Pekalongan yang berkunjung ke makam Sapuro, namun banyak rombongan dari luar Pekalongan yang berkunjung pula kemakam ini. Sebab Habib Ahmad merupakan salah satu ulama besar yang ada di Indonesia, oleh sebab itu kita selaku warga Pekalongan setidaknya dapat meniru dan mengenal beliau melalui kegitan ziarah ini.
Perjalanan berlanjut menuju tujuan kedua yaitu Bangkalan Madura ke makam kyai besar yang begitu terkenal dan banyak memberikan sumbangsih terhadap islam dan bangsa ini. kyai yang sering di sapa mbah Kholil asal bangkalan. KH Kholil Bangkalan Maduralahir pada hari Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M, anak dari KH. Abdul Lathif (salah satu keturunan dari sunan Gunung Jati) seorang Kyai di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, ujung Barat Pulau Madura, Jawa Timur. Ia adalah sosok kyai yang memberikan pesona luar biasa kepada Islam di masa itu. Mbah kholil adalah guru dari KH. Hasyim Asy’ari, Pendiri Pesantren Tebu Ireng.
Tujuan ketiga menuju ke makam Sunan Ampel (salah satu Wali Sembilan) di Surabaya. Sunan Ampel yang merupakan keturunan Maulana Magribi adalah sosok orang yang berilmu tinggi dan alim, sangat terpelajar dan mendapat pendidikan yang mendalam tentang agama Islam. Sunan Ampel juga dikenal mempunyai akhlak yang mulia, suka menolong dan mempunyai keprihatinan sosial yang tinggi terhadap masalah-masalah sosial.

Usai dari makam Sunan Ampel, rombongan berlanjut ke makam keluarga besar KH. Hasyim Asari (Pendiri NU) dan pejuang kemerdekaan di Jombang. Di makam ini pula terdapat makam bapak Pluralisme kita yaitu KH. Abdurrahman Wahid (mantan Presiden RI ke 4). Perjalanan rombongan di tutup dengan ziarah makam Ir. Soekarno (Sang Proklamator dan Presiden RI pertama) yang berada di daerah Blitar Jawa Timur.
Kewibawaan dan semangat juang yang di munculkan oleh para pendahulu ini masih terasa jelas, dibuktikan dengan adanya masyarakat yang masih terus berkunjung dan melestarikan serta menjaga peninggalan-peninggalannya. Setidaknya ini dapat menjadi pembelajaran yang luar biasa bagi kita semua untuk lebih memamhami tentang agama dan Tuhannya. Serta dapat memetik dan mencontoh soritauladan dari para ulama terdahulu.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Brayan Urip

Gemerlap Batu Akik Sampai Di Pekalongan